Tujuh fakta indahpei ini saya sajikan untuk memenuhi tantangan menulis BPN Ramadan 2021. Oh iya, ini bukan tentang blog indahpei ya, tapi tentang pemiliknya. Kenapa kalau bicara tentang diri sendiri justru lebih sulit ya. Berhari-hari saya menggali, apa ya yang mau saya tulis tentang diri sendiri. Setelah kemarin-kemarin bahas alasan ngeblog, harapan ngeblog dan pencapaian tertinggi, kali ini saya pilih yang receh-receh begini aja ya. Biar santai dibacanya. Dari poin-poin di bawah ini, ada yang sama dengan kamu juga ga?
Daftar Isi
1. Tidak Suka Durian
Saya yakin banyak yang tidak suka durian seperti saya. Entah kenapa fakta ini harus saya letakkan di awal tapi yang terpikirkan pertama kali tentang saya yang tentang durian ini. Pernah suatu hari saya melakukan kunjungan kerja ke cabang perusahaan yang ada di Medan. Setelah jam kerja, teman-teman cabang mengajak nongkrong bareng di warung durian. Tau kan ya durian Medan kabarnya enak banget. Disajikanlah saya dan teman kantor lainnya durian-durian yang katanya terbaik. Teman-teman makan durian dengan riang gembira. Habis satu buah, buka lagi buah durian yang lain. Sedangkan di tangan saya, satu biji durian tidak habis-habis di makan. Sembari memaksa makan, sembari menahan pusing karena aroma durian. Setelahnya saya bertekad, tidak akan lagi memaksa diri untuk makan durian.
2. Pelupa
Mungkin kamu juga ada yang seperti saya: beberapa detik setelah berkenalan dengan orang baru, lalu lupa siapa tadi namanya ya? Sindrom apa ya namanya? Sindrom tidak pay attention sejak awal kali ya.
Tidak hanya nama orang, tentang kejadian beberapa hari yang lalu juga saya sering lupa. Paling membahayakan jika diamanahi mencatat cash flow harian oleh suami. Satu dua hari masih disiplin mencatat aliran keluar-masuk dana. Lewat satu hari aja, langsung lupa blas apa-apa aja yang sudah dibelanjain. Karenanya, untuk mengatur keuangan bulanan, saya menggunakan pagu pekanan. Lebih sederhana dan cukup efektif mengontrol cashflow.
3. Kurang Apik Mengatur Keuangan
Ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Selain karena pelupa, kekurangapikan saya dalam mengatur keuangan dipicu juga dengan karakter saya yang cenderung longgar dan tidak detail dalam pencatatan. Sebaliknya, suami saya sangat detail mengatur dan mencatat keuangan. Sampai-sampai, selisih 500 akan dicari dengan serius kemana perginya. Memang ya, pasangan itu saling melengkapi. ihiy!
4. Suka Mengulang Nonton Film Seri
Ada yang suka mengulang nonton walaupun sudah tau betul jalan ceritanya? Kita samaan! Seorang teman pernah bertanya: tujuan lu apaan sih ngulang-ngulang nonton begitu? Yaa..seneng aja ya mengulang-ulang adegan yang manis, yang lucu, yang romantis. Kadang juga, dengan mengulang nonton, saya jadi lebih peka sama beberapa detail yang sebelumnya terlewat. Kenapa dalam hal nonton saya jadi lebih detail? Coba kalau ngatur duit bisa sedetail ini, pasti suami gembira..wkwkwkwk.
Tontonan yang sering diulang salah satunya serial Friends. Ada yang tau? Kalau kamu tahu serial Friends, kita seumuran..wkwkwk. Saya sempat buat review Friends juga loh buat kamu yang belum tau tentang Friends.
Satu lagi tontonan yang belakangan sering saya ulang nonton: drama korea Goblin atau judul lengkapnya Guardian: The Lonely and Great God (reviewnya bisa dibaca di sini ya). Saya biasanya menghindari nonton drama karena mudah kecanduan nonton. Makanya, drama yang tayangnya tahun 2016-2017 ini baru belakangan ini saya tonton. Dan, ternyata bagus! Yaudah deh, jadi muncul lagi kebiasaan mengulang-ulang nontonnya.
5. Fans Gong Yoo
Duh, fakta indahpei ini agak memalukan sebenarnya untuk ditulis. Tapi untuk merekam momen, ga apa deh ditulis di sini. Belakangan ini, saya lagi ngubek-ngubek film dan dramanya Gong Yoo. Kok dia selalu bagus main di mana aja, terlepas dari film atau dramanya bagus atau enggak.
Bermula dari Train to Busan, saya lihat Gong Yoo main bagus di film yang menang banyak penghargaan internasional tersebut. Tapi, saat itu saya lebih terpukau sama filmnya dibanding Gong Yoo nya. Setelah nonton drama Goblin, baru deh jadi nyari-nyari film dan drama Gong Yoo lainnya. Sayang sekali film terbaru Gong Yoo yang berjudul Seobok tayang di Indonesia bertepatan dengan Ramadan. Seberapun saya nge-fans sama Gong Yoo, saya merasa sia-sia jika harus menukar waktu Ramadan dengan nonton Seobok di bioskop.
Kepada Seobok, semoga kita berjodoh kelak ya!
6. Lanjut S2 karena Ganti Bos
Saya lulusan Teknik Industri yang kerja di bank syariah. Masuk ke bank syariah tidak lewat jalur semacam ODP, jadi tidak sempat merasakan pelatihan berbulan-bulan sebelum akhirnya kerja. Lumayan canggung saat awal kerja. Beruntung bos dan teman-teman kerja mendukung saya belajar pelan-pelan mengenal dunia kerja.
Suatu hari, saya ada perubahan organisasi dan bos saya ganti. Bos baru ini kabarnya lulusan Al Azhar Kairo, Mesir untuk setingkat S1 dan IIUM untuk jenjang S2 nya. Dua-duanya sekolah bergengsi. Karena khawatir ada gap yang jauh antara saya dan si bos baru, saya mulai mempertimbangkan melanjutkan S2 dengan mengambil jurusan terkait ekonomi atau keuangan syariah.
Dalam rangka eksplorasi kampus kuliah, saya mendatangi salah satu kampus yang memiliki jurusan terkait yang cukup mumpuni dari segi dosen dan kurikulumnya. Saat berkunjung niatnya hanya mencari tahu, tapi dilalah saya malah mendaftar di kampus tersebut. Akhirnya saya melanjutkan sekolah di kampus tersebut dan lulus 2.5 tahun kemudian.
Menariknya, walaupun awalnya tidak terlalu siap mental dan keuangan ketika memulai kuliah, pada akhirnya saya sangat menikmati proses saya menempuh pendidikan pasca sarjana. Ilmu yang relate dengan pekerjaan, dosen yang berkualitas, teman-teman rasa saudara, dan lokasi kampus yang juga dekat dengan kantor. Sampai sekarang, saya tidak pernah menyesal karena sudah memutuskan berkuliah lagi. Betul-betul pengalaman yang menyenangkan.
7. Pernah Bercita-cita untuk Menjadi Pesenam Lantai, Polwan, dan Intelijen
Fakta indahpei yang ini random banget sih ya. Se-random cita-cita saya sedari kecil.
Saat kelas 6 SD, saya menonton sebuah film tentang anak perempuan yang berkarir menjadi atlet senam lantai sejak kecil. Saya begitu terbawa suasana dengan proses latihannya dan semangat si tokoh tersebut dalam meniti karirnya. Setelahnya, saya menyampaikan pada Papa saya bahwa saya ingin menjadi atlet. Beliau tidak menertawakan cita-cita random bocah gara-gara nonton film. Beliau memberitahu ada sebuah sekolah bagi mereka yang serius mau menjadi atlet. Maka, saat itu saya bercita-cita bersekolah di sekolah atlet Ragunan.
Saat duduk di bangku SMP saya betulan menjadi atlet. Bukan atlet senam lantai, melainkan atler pencak silat. Jauh ya?! Wkwkwkwk.
Setelah mendapatkan medali perak di cabang seni, saya dan teman-teman mewakili Kota Bekasi mengikuti kejuaraan daerah Jawa Barat. Walaupun tidak menang, tapi menjadi pengalaman berharga bagi saya, terutama saat-saat disiplin latihan bersama dengan teman-teman.
Waktu berlalu dan cita-cita saya berubah. Saya ingin menjadi seorang polwan setelah mendengar cerita Papa tentang keinginannya menjadi polisi. Sejak itu, saya bertekad untuk masuk sekolah polisi selepas SMA.
Namun, takdir berkata lain. Saya diminta mengikuti ujian masuk Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN). Saat itu, saya tidak punya banyak pilihan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi karena keterbatasan biaya. Maka, sekolah tinggi yang ramah kantong (beberapa sekolah tinggi ada yang menawarkan uang saku kepada mahasiswanya) menjadi tujuan saya selain perguruan tinggi negeri.
Awalnya, saya setengah hati menjalani tes masuk di STSN karena lokasinya yang cukup jauh (Parung, Bogor) dan sistem gugur pada tiap tesnya. Lulus tes pertama dan seterusnya membuat saya menjadi semangat memperjuangkan sekolah ini. Saya jadi berangan: keren juga ni jadi intelijen! Tapi nasib berkata lain, saya gagal di tes terakhir dan pupus juga cita-cita saya menjadi seorang intelijen.
Itu semua adalah fakta indahpei yang random banget. Apa perlu ditambahin satu fakta lagi? Halu sedari kecil..wkwkwkwk. Mungkin deretan fakta di atas unfaedah buat kamu, tapi semoga menghibur ya. Ada yang samaan ga sama kamu? Terima kasih ya sudah membaca!