Suatu hari saya bertemu kembali dengan teman-teman lama semasa sekolah. Kami yang keseluruhannya perempuan menghabiskan waktu berbincang dan bertukar kabar. Seorang teman bertanya pada saya, “Sekarang sibuk apa nih?”. Saya jawab refleks, “Sibuk urus anak sama rumah”. Dia diam sebentar dan kembali bertanya, “Selain itu sibuk apa?”. Tiba-tiba saya berpikir keras mendapat pertanyaan kedua tersebut. Apa maksud pertanyaannya? Apa mengurus anak dan rumah bukan termasuk ‘sibuk’ yang ia maksud? Kesibukan jenis apa yang dimaksud? Yang menghasilkan uang?
Momen tersebut cukup membekas agak lama setelah pertemuan tersebut. Saya yang tadinya merasa baik-baik saja, tiba-tiba merasa tidak baik-baik saja. Apa ini yang disebut dengan insecure? Apa perasaan ini dialami juga oleh perempuan lainnya yang memutuskan ‘sibuk’ menjadi ibu rumah tangga?
Daftar Isi
Ibu Rumah Tangga dan Insecurity
Saya pikir-pikir lagi, teman saya tidak sepenuhnya salah. Tentu sibuk yang dimaksud adalah kesibukan produktif yang menghasilkan uang. Ibu rumah tangga bukanlah peran yang dianggap produktif karena tidak menghasilkan uang. Definisi tersebut telah dibakukan oleh Badan Pusat Statistik.
Berdasarkan definisi di atas, ibu rumah tangga bukan termasuk angkatan kerja karena bekerja di ranah reproduktif dan tidak menghasilkan uang. Pekerjaan reporduktif adalah pekerjaan yang berkaitan dengan merawat dan memelihara rumah beserta anggotanya, termasuk di dalamnya pekerjaan seperti mencuci, memasak, dan lain sebagainya.
Dan perihal tidak-berpenghasilan ini yang kerap menjadi biang keladi rasa insecure si Ibu Rumah Tangga. YouGov melakukan penelitian di kawasan Asia-Pasifik mengenai pendapat mereka tentang ibu rumah tangga dan ibu bekerja.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu Rumah Tangga seringkali merasa insecure karena 2 hal: tidak bisa membantu keuangan keluarga (65%) dan tidak memiliki karir yang dapat dibanggakan (47%). Ini artinya, Ibu Rumah Tangga seringkali insecure karena merasa tidak berdaya.
Sebanyak 35% Ibu Rumah Tangga berpendapat bahwa menjadi Ibu Bekerja lebih ideal dibandingkan menjadi Ibu Rumah Tangga. Masih banyak Ibu Rumah Tangga yang tidak percaya diri dengan perannya sebagai Ibu yang bekerja penuh waktu di rumah karena tidak bisa menghasilkan uang. Andai aku bisa kerja kantoran, seperti itu mungkin yang ada di pikiran.
Padahal, untuk memutuskan bekerja juga bukan perkara mudah. Seorang Ibu akan memikirkan banyak hal yang bisa jadi akhirnya mengurungkan niatnya untuk bekerja. Ada beberapa pertimbangan yang membuat seorang Ibu Rumah Tangga tidak mudah membuat keputusan untuk bekerja, di antaranya :
- Khawatir anak tidak terurus dengan baik jika dititipkan pada pihak lain
- Ingin memantau tumbuh-kembang anak
- Ingin lebih dekat dengan anak
- Khawatir tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan rumah
- Khawatir pada potensi kejahatan jika anak diantar-jemput sekolah oleh pihak lain
Segala keterbatasan tersebut membuat seorang Ibu tidak leluasa memutuskan bekerja di luar rumah. Lalu, apakah ada cara seorang Ibu Rumah Tangga menjadi produktif?
Peluang Produktivitas Ibu Rumah Tangga
Berada sepenuhnya di rumah tidak serta merta mematikan kesempatan seorang Ibu Rumah Tangga untuk produktif. Dengan membuat daftar keterbatasan dan peluang yang dimiliki, Ibu Rumah Tangga dapat merencanakan, meningkatkan, dan menekuni skill yang produktif. Mulailah belajar mengasah skill yang dimiliki. Jangan lagi berdalih, “Aku sibuk banget di rumah. Kerja 24 jam nonstop. Ga ada waktu buat belajar.” Kalau betul-betul dicermati, kita sebagai Ibu Rumah Tangga bisa loh menemukan waktu-waktu tertentu di mana kita luang dan bisa dimanfaatkan untuk belajar dan berlatih. Satu atau dua jam aja dirasa cukup asalkan konsisten. Bu Puty Puar, penulis sekaligus content creator, mengatakan pada bukunya yang berjudul Empowered ME (Mother Empowers),
Jadi, sudahkah kita mealokasikan waktu untuk mengasah skill dan bertumbuh menjadi produktif?
Asah Skill bersama Komunitas Penulis
Salah satu skill yang leluasa untuk dikembangkan oleh Ibu Rumah Tangga adalah menulis. Menulis bisa dilakukan tanpa berbatas waktu dan tempat. Untuk melatih kemampuan menulis, bisa dilakukan secara otodidak atau berguru pada yang ahli. Agar bisa lebih semangat meng-upgrade skill, Ibu Rumah Tangga bisa bergabung dengan komunitas penulis.
Setidaknya ada beberapa manfaat bergabung dengan komunitas penulis:
- Mengetahui informasi terkini tentang dunia kepenulisan (sst..bisa jadi termasuk info job menulis juga loh!)
- Menjalin jaringan dengan sesama penulis
- Mendapatkan teman untuk saling berbagi semangat menulis
- Mendapatkan inspirasi menulis
- Mendapatkan jalan keluar atas permasalahan tulis-menulis
- Meningkatkan produktivitas menulis
Di luaran sana banyak sekali komunitas penulis yang memfasilitasi anggotanya untuk berlatih menulis secara intensif loh! Tapi, apakah menulis bisa menjadi lahan yang produktif untuk dikembangkan? Bisa kok! Salah satu komunitas penulis yang concern dengan pengembangan kemampuan menulis adalah Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Komunitas Penulis Ibu-Ibu Doyan Nulis
Dari namanya sudah terlihat jelas ya definisi dari komunitas ini: Ibu-ibu dan doyan nulis. Yuk kenalan lebih dekat lagi dengan Ibu-Ibu Doyan Nulis!
Profil Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN)
Komunitas penulis Ibu-Ibu Doyan Nulis atau biasa disingkat IIDN adalah komunitas penulis yang beranggotakan penulis perempuan dari seluruh Indonesia. Didirikan oleh Indari Mastuti pada Mei 2010, komunitas ini bertujuan untuk menjadi wadah para penulis perempuan Indonesia. Berfokus pada pengembangan literasi anggota, sampai dengan saat ini, anggota IIDN sebanyak lebih dari 22 ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, kepemimpinan IIDN dipegang oleh Ibu Widyanti Yuliandri.
Kegiatan IIDN
IIDN termasuk salah komunitas perempuan yang cukup aktif, terlihat dari media sosial yang selalu update dengan berbagai informasi dan kegiatan. Salah satu media sosial yang digunakan sebagai wadah kegiatan interaktif anggota komunitas adalah Facebook. Kegiatan internal yang berlangsung di Facebook group berupa diskusi atau aktivitas yang memiliki tema tertentu di setiap harinya:
- #SeninSemangat, berisi berbagai motivasi menulis
- #SelasaBlog, berisi berbagai hal tentang blogging
- #RabuBuku, berisi bedah buku anggota IIDN
- #KamisKuis, berisi kuis yang menarik dan berhadiah
- #JumatFiksi, berisi informasi dan diskusi mengenai fiksi
- #SabtuPUEBI, berisi informasi tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
- #PasarMinggu, berisi ajang promosi para anggota
Karena concern pada pengembangan kemampuan menulis, IIDN juga menyelenggarakan berbagai pelatihan menulis. Untuk tahun 2022 yang baru jalan setengahnya saja, komunitas penulis IIDN sudah membuat berbagai jenis webinar, talkshow, dan pelatihan yang produktif.
Pelatihan
- IIDN Writing Class 7-18 Februari 2022
- Kelas Editor 21 Feb – 4 Maret 2022
- Writing with Kids Class, Menemani Anak Menuliskan Cerita 6 Maret 2022
- Kelas Cerpen, Teknik Dasar Menulis Cerpen 12-13 Maret 2022
- Kelas Cerpen, Cerpen Roman Budaya Filmis Berkonsep Writerpreuner 15 maret 2022
- Nulis Buku Solo 21 Maret-2 April 2022
Webinar dan Talkshow
- Cerdas Bangun Peluang Perbukuan Pasca Pandemi, 12 Februari 2022
- Kiat Menulis Buku Anak Best Seller 26 Februari 2022
- Self Love Online Class 23 Februari 2022
- Peluang Menulis dan Menerbitkan Buku Pelajaran 5 Maret 2022
- Makin Produktif Menulis dengan Productivity Journal 26 Maret 2022
- Pede Menulis Buku Parenting 19 Maret 2022
Kolaborasi Lomba
- Lomba Blog Kraft Crolette Periode 2-20 April 2022
- Lomba Fitur IIDN App, IDN Live & Program Streamer Fund 50 Miliar periode 10 April – 24 Mei 2022 (dengan perpanjangan waktu)
- Blog Competition Hangatkan Ramadan bersama Antangin periode 25 April – 15 Mei 2022
Lomba IIDN
- Lomba Blog: Bangkit Berkarya Bersama Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis periode 24 Mei – 24 Juni 2022
- Review Buku IIDN periode 30 Mei – 24 Juni 2022
Dari semua kegiatan yang segambreng ini tidak lain dan tidak bukan untuk meningkatkan kemampuan menulis para anggota. Sehingga, dengan kemampuan yang mumpuni, para perempuan yang sebagian besar ibu-ibu menjadi berdaya meski tidak bekerja secara formal. Ini baru setengah tahun, bagaimana dengan tengah tahun kedua 2022 ini?
Tentang program menulis, saya mempunyai cerita yang masih membekas hingga kini. Akhir tahun 2021, saya pernah mengikuti kegiatan produktif yang diselenggarakan IIDN. Selama +/- 3 bulan berturut-turut, saya dan peserta lainnya dimotivasi untuk mengikuti lomba blog. Satu lomba setiap bulan. Tidak dilepas begitu saja, tim IIDN membekali kami dengan ilmu pendukung berupa webinar setiap bulannya.
Saya yang sebelumnya tidak terlalu percaya diri, akhirnya berhasil membuat 3 tulisan untuk 3 lomba selama 3 bulan. Dari keseluruhan tulisan, saya belum berhasil mendapatkan juara, tapi saya mendapatkan apresiasi untuk Pemenang Favorit versi penilaian IIDN selama 2 kali berturut-turut. Saat itu rasanya seperti tidak percaya. Sebagai blogger newbie, hati saya terasa seperti dibesarkan. Saya menjadi lebih percaya diri untuk mengikuti lomba-lomba blog setelahnya. Rasanya tidak berlebih jika saya menilai program menulis IIDN tidak kaleng-kaleng dan worth to try!
Karya Anggota IIDN
Sebagai komunitas penulis perempuan yang peduli dengan produktivitas anggotanya, IIDN juga memfasilitasi penulisan dan penerbitan buku anggota. Sebagian besar buku-buku ini adalah hasil karya dari kelas menulis yang diselenggarakan IIDN. Di antara buku-buku karya anggota IIDN adalah;
- Pulih, antologi kisah inspiratif yang diterbitkan tahun 2020.
- Single Strong dan Sparkling, antologi 13 kisah inspiratif yang diterbitkan tahun 2020.
- Bikin Ketawa, antologi 16 cerita lucu yang diterbitkan tahun 2021.
- Semeleh, antologi kisah inspiratif yang diterbitkan tahun 2021.
- Ngeblog dari 0, buku panduan blogging yang diterbitkan pada September 2021.
- Beri Aku Cerita yang tak Biasa (Kumpulan Cerpen), antologi cerpen yang diterbitkan tahun 2022.
Kerjasama IIDN dengan Pihak Eksternal
Tidak hanya aktif di dalam komunitas, IIDN sebagai komunitas penulis juga aktif membangun jaringan dan bekerjasama dengan berbagai pihak eksternal yang turut mengambil bagian dalam meningkatkan literasi. Beberapa pihak yang telah melakukan kerjasama dengan IIDN adalah:
- Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
- Kunikita
- Integrated Theurapetic
- Hit
- KBR (Kantor Berita Radio)
- Modena
- Mondelez
- IM3 Ooredoo
- Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Medikids Kemang
- ASUS Indonesia
- Antangin
Melihat perkembangan IIDN sampai dengan saat ini, saya memprediksi IIDN masih akan terus produktif pada tahun-tahun mendatang. Usia 12 tahun menunjukkan kematangan IIDN dalam berkarya. Dengan jejaring yang diharapkan akan terus meluas, saya harapkan IIDN mampu terus berperan serta mengembangkan literasi Indonesia ke arah yang lebih baik bersama para ibu-ibu yang berdaya.
Ibu Rumah Tangga Berdaya Membangun Bangsa
Saya percaya, Ibu, secara fitrah, berpotensi besar membangun bangsa lewat anak-anak yang diasuh dan dididik dengan sepenuh hati. Ibu yang percaya diri akan kemampuannya, bisa membawa pengaruh yang lebih besar lagi, tidak sebatas pada lingkungan keluarga. Ibu yang percaya diri dan berbekal kemampuan menulis yang mumpuni, bisa berdaya membangun dunia yang lebih baik.
Jadi, Bu, ayo kita sudahi rasa insecure sampai di sini. Bangkit dan bergegas berkarya untuk menyiapkan diri berdaya dengan karya-karya terbaik bersama komunitas IIDN.